Hai, sebut saja namaku Anton. Dalam cerita ini aku
sedang mengenyam bangku pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Pekanbaru.
Saat ini aku mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Kedokteran. Cinta, lagi lagi
masalah cinta. Ya, bagi seorang remaja sepertiku saat ini mungkin memang aneh
jika tak mengenal yang namanya cinta. Begitu pun cerita ini aku tuliskan masih
tentang cinta.
"Gimana bro, udah lihat anak-anak baru
belum?" kalimat pertama yang aku dengar pagi ini di kampusku dari seorang
sahabat baikku, sebut saja namanya Yoyok. Pagi ini memang hari pertama aku
kembali masuk kampus setelah melewati liburan panjang diakhir semester empat
yang lalu. "Belum nih, kenapa?" jawabku, sambil berjalan menuju
kantin bersama Yoyok.
"Banyak yang cantik bro, kan lumayan bisa lu
gebet satu untuk jadi pacar lu" jawab Yoyok sambil sedikit tertawa.
Mungkin Yoyok bisa merasakan apa yang aku rasa, karena memang sebenarnya aku
sedang berniat untuk mencari pacar, tapi ini bukan untuk dipermainkan seperti
cinta-cintaku sebelumnya yang terkesan seperti sebuah permainan,dan berakhir
dengan menyakiti.
Sejak setahun lalu aku putus dengan pacarku, aku
memang tidak berniat untuk mencari penggantinya, karena aku mendedikasikan
waktuku untuk kesibukan dengan organisasi di kampus maupun luar kampus. Tapi,
tak bisa untuk terus begitu karena hingga akhirnya kini aku merasakan yang namanya
kejenuhan untuk tetap sendiri dan hanya menikmati kebahagiaan dengan teman dan
sahabat-sahabat disekitarku. Mungkin inilah awal bagiku untuk mulai mencari
pacar baru.
Disuatu ketika sedang ada acara di organisasi yang
aku ikuti, dan dalam acara itu kami mengikutsertakan anak baru untuk
partisipasi. Nah, inilah saat yang tepat bagiku untuk mengenal lebih dekat
dengan mereka adik-adik juniorku. Aku memang tidak terlalu berambisi sih untuk
benar-benar memperhatikan mereka langsung, karena aku lebih suka terlihat sok
dingin didepan mereka, ya walaupun sebenarnya aku bukan tipe orang yang seperti
itu.
Hingga akhirnya kami pun sampai di penghujung
acara, tapi aku belum sempat melihat satupun gadis yang benar-benar membuatku
tertarik, walaupun banyak yang cantik sebenarnya. Tiba-tiba.. "bro coba
lihat adik itu, cantik kan? imut dan kayaknya baik". ternyata itu suara
bisik Yoyok yang tiba-tiba datang disampingku. Aku coba melihat orang yang
dimaksud Yoyok. Ya, ternyata benar yang dikatakan sahabatku ini. Adik itu
memang imut, cantik dan sepertinya memang anak baik. Tapi sewaktu acara tadi
aku tidak melihat ini istimewa, mungkin karena memang aku terlalu sibuk dan
tidak begitu memperhatikannya.
Sejak saat itulah aku mulai tertarik dan perlahan-lahan
mencari tahu lebih benyak tentang adik itu. Ada yang berbeda dengan caraku
jatuh cinta kali ini, aku mencoba untuk pendam sendiri tanpa banyak orang yang
harus tahu kalau aku sedang suka dengan adik ini kecuali Yoyok. Singkat cerita
akhirnya aku tahu nama dan mendapatkan nomor hp adik itu. Hmn...di cerita ini
sebut saja namanya Melati.
Dua hari setelah acara itu aku mencoba menelpon
Mela (panggilan untuk Melati). Ternyata dari cara bicaranya Mela memang anak
yang baik, dan satu lagi yang membuatku merasa benar-benar bahagia adalah Mela
masih sendiri alias jomblo. Ya, inilah saat yang tepat untuk mendekatinya.
Seminggu dua minggu aku mendekatinya, dan kamipun semakin akrab. Tapi
akhir-akhir ini aku merasa ada yang sedikit berbeda, dengar-dengar kabar sih
katanya ada yang lagi medekati Mela juga. Ternyata yang mendekati Mela bukan
aku saja, tapi justru teman sekelasku dan ada juga yang sekelas Mela sendiri.
Aku sih nggak ambil pusing, itu hak mereka kok untuk suka dengan gadis secantik
Mela.
Seminggu kemudian aku mulai merasa
makin tidak nyaman, mungkin karena aku melihat Mela semakin dekat dengan teman
sekelasnya itu, dan akupun sudah tidak sabar untuk mengungkapkan perasaanku ini
kepada Mela, hingga akhirnya disuatu malam aku mengungkapkannya.
Yap, malam ini aku mengungkapkan
perasaanku kepada Mela, dengan sangat terpaksa sih aku mengungkapkannya hanya
via sms, bukan karena nggak mau atau gak berani ketemu langsung, tapi memang
Mela sering sibuk, bahkan ajakanku untuk ketemu pun sering tak terkabulkan.
Wajar saja sih Mela kan masih anak baru dan banyak kegiatan-kegiatan kampus
yang selalu melibatkan anak baru.
Setelah mengungkapkan semuanya, malam ini aku bingung harus senang
atau sedih. Kenapa aku harus berpikir untuk senang? Karena pada malam ini aku
sudah mengungkapkan semua yang aku rasakan kepada Mela. Tapi aku juga merasakan
sedih karena Mela ternyata lebih dahulu jadian dengan orang lain. Ya, aku
sempat kaget memang, ternyata Mela memang merahasiakan statusnya ini dan baru
aku yang mengetahui tentang hubungan mereka. Tidak begitu menjadi masalah sih
bagiku. Aku hanya butuh satu malam untuk tidur dan melupakan kesedihanku ini.
Keesokannya aku sudah seperti biasa,
melupakan kesedihanku semalam dan aku tetap saja terus memperhatikan Mela
dikampus. Bukan tak mau aku mengalihkan perhatianku darinya, tapi memang Dia
yang mengalihkan perhatianku dari yang lain. Aku mungkin sudah benar-benar
merasakan jatuh cinta kepada Mela. Sepertinya ini juga yang menjadi alasanku
untuk tetap care dan mendekati Mela, meskipun aku sudah mengetahui statusnya
yang sekarang. Karena bagiku mencintainya
itu bukan karena statusnya yang sedang punya pacar atau tidak, tapi memang
karena rasa cinta itu yang terus mengalir. Kata Yoyok sih ini yang namanya cinta tanpa alasan.
Kini tiga bulan sudah semua ini kulewati, sampai
pada suatu ketika disaatku baru pulang dari keberangkatanku ke Jakarta, Mela
mengirim pesan singkat kepadaku. “Abang lagi dimana?” begitu pesan yang
dikirimnya kepadaku dan cukup mengagetkan karena sebelumnya Mela memang tak
pernah memulai untuk menghubungiku. “Lagi di rumah ni baru aja sampai dari
Jakata kemarin, kenapa dik?” balasku. “Bisa ketemu bang? L” jawab Mela yang sepertinya sedang bersedih. “Adik kenapa sedih? Bisa
kok? Dimana?” jawabku dengan sangat penasaran apa yang sebenarnya sedang
terjadi.
Akhirnya kini kami sedang bertemu di
sebuah cafe dekat rumahku yang kebetulan juga tidak begitu jauh dari rumah
Mela. "bang maaf ya sebelumnya, Mela tau kok abang masih capek baru pulang
dari Jakarta. Tapi Mela nggak tau bang mau cerita kemana lagi, mungkin cuma abang
yang bisa ngertiin Mela.”, “Iya nggak apa apa kok, emangnya adek kenapa? Kok sedih
gitu?” tanyaku penasaran. “Kami putus bang”. “Maksudnya?” tanyaku sambil
bingung karena masih belum fokus. “Iya bang, Mela udah putus dari Dani (pacar Mela).
Mela nggak nyangka Dani yang selama ini Mela kenal baik ternyata selingkuh
dengan pacarnya di SMA dulu.”. Disaat itu akupun bingung harus berkata apa,
hingga akhirnya… “Mela udah benar-benar pastikan dia selingkuh atau tidak? Takutnya
Mela cuma dengar gosip-gosip dari orang aja” jawabku yang coba menenagkannya. “Udah
bang, karena Mela lihat sendiri Dani jalan dengan perempuan itu di Mall, Mela
tahu itu mantannya karena pernah lihat foto cewek itu di handphone Dani bang.
Sekarang Mela bingung harus gimana bang”. “Ya udah Mela gak usah sedih lagi ya,
kalau memang hubungan kalian nggak bisa dilanjutkan, mau gimana lagi. Pasti
nanti akan ada kok cowok yang benar-benar sayang dan setia sama Mela. Jadi
untuk sekarang ini jalani aja dulu hari-hari tanpa dia, Mela pasti bisa. Kalau
Mela lagi sedih, pengen cerita atau butuh bantuan masih ada abang kok yang
bantuin Mela”. Jawabku yang masih tetap mencoba meredam kesedihan Mela. “Iya
bang Mela tau, Mela juga sebenarnya udah ketemu kok dengan orang yang
benar-benar sayang dan setia sama Mela, nih orangnya ada dihapan Mela sekarang”
jawab Mela sambil tersenyum kecil. “Ha? Siapa? Kok cepat amat dapat
penggantinya?” jawabku yang kaget mendengar jawaban Mela. “Kenapa abang
kaget? Ya sosok setia dan penyayang itu sebenarnya abang sendiri, Mela baru sadar
bang siapa yang benar-benar sayang sama Mela. Mela teringat dengan kata-kata
abang dulu kalau mencintai itu bukan karena status sedang punya pacar atau
tidak, dan ternyata abang memang benar-benar setia dan sayang sama Mela
walaupun selama ini Mela udah punya pacar, tapi abang tetap aja perhatian sama
Mela” jelas Mela. “Iya abang tau kok, terus gimana?” Jawabku yang masih bingung
dan nggak focus. “Iya bang, makasih ya bang udah perhatian selama ini sama
Mela. Mela mau abang tetap disamping Mela ya, tetap perhatian sama Mela.
Mungkin mulai saat ini Mela akan mencoba untuk memberikan rasa sayang ini untuk
abang, karena Mela rasa abang lah yang sebenarnya pantas untuk mendapatkannya”
jawab Mela sambil menatapku. “Iya, kita coba aja untuk jalani ya cantik, abang
sayang sama Mela” jawabku sambil menggoda. “Mela juga sayang abang” jawaban Mela
yang sebenarnya sudah lama kunanti. Sejak saat itu kami mulai menjalani
hubungan yang baru, mudah-mudahan kami bisa menjalaninya dengan baik-baik saja,
dan aku akan berusaha membuat Mela bahagia,Amin..
“Bro, thanks ya gue udah jadian sama
Mela” bisikku kepada Yoyok di kantin. “Ha??? Mantap bro, selamat yaa” jawab
Yoyok yang begitu senang. “Sssttt.. jangan bilang siapa-siapa dulu ya, cuma lu yang
tahu ini. Biarkan aja orang lain nanti akan tahu dengan sendirinya.” Jawabku dengan
tetap berbisik. "Oke bro!" jawab Yoyok. "Eh awaaaaasss!!!" teriak semua teman-teman di kantin, ternyata sebuah bola basket melayang dan mengenai kepalaku.
Dan tak sadar tenyata aku terjatuh dari tempat tidurku dan terbangung dari mimpi indah pagi ini. Ya sudahlah lebih baik aku bergegas membereskan kamar dan segera menulis cerita pendek ini di blogku dan tetap berharap cerita fiktif ini menjadi nyata. Amin.
--------------------The End--------------------
Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama dan kisah dalam ceritaku aku mohon maaf ya sobat.
Ditulis di minggu pagi yang tenang dan sejuk atas inspirasi semalam dari
seorang sahabat baikku Tengku Reza Daniansyah (Tere). Yang selalu setia dan standby dengerin curhatku kapanpun dan dimanapun. Thanks dear J
0 komentar:
Posting Komentar
Kepada Pengunjung Blog ini di mohon kesediaannya untuk berkomentar di bawah ini...
Dan sertakan URL anda bila perlu.. :)