Kadang kesalahan itu kita jalani dengan sabar. Sesekali batun kita berperang, nurani kita jujur mrnginginkan kalan kebaikan. Tapi kita lantas menyerah pada keadaan. Begitupun kita masih mencoba menghibur diri, dengan pembenaran-pembenaran semu. Bahwa ini semata 'Pilihan Hidup'.
Kesalahan telah ada sejak kecil pertama manusia diciptakan. Namun, begitu Nabi Adam alaihissalam sadae dirinya salah, seketika ia membayar kesalahan itu. Bertaubatlah, memohon ampun, dan yang lebih penting menyadari bahwa dirinya salah.
"Wahai orang-orang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Makan pasti Rabb kalian menghapuskan kesalahan-kesalahanmu." (At Tahrim: 8)
Pelaku kesalahan yang dengan berani melanggar aturan, mereka bukanlah orang hebat. Ada ketidakberdayaan tersembunyi disana. Akan tiba suatu hari, bahwa kita semua tak lebih hanya orang yang lemah. Dan hari itu telah dijanjikan oleh Allah Subhana Wa Ta'ala.
Sejatinya, kelak kita akan membayar segala kesalahan itu, kelak, suka atau tidak suka. Tetap membayar kesalahan disini, di duniaini, adalah pilihan orang yang 'dewasa'. Mereka yang pemberani akan membayar hutang kesalahan di dunia, sementara para pengecut selalu unya alasan untu mennda pembayaran hutang kesalahannya.
Di dunia inilah sesungguhnya tempat yang paling memungkinkan kita membayar kesalahan. Jangan menunggu kehidupan si akhirat kelak, sebab kita harus membayarnya dengan terpaksa dan cara yang tidak enak, yaitu dengan azab dan siksa-Nya, kecuali jika Allah mengampuni.
"Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata, "Tuhanku, kembalikan aku(ke dunia), agar aku berbuat amal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan"(Al-Mukminun: 99).
"Alangkah baik kiranya aku dulu mengerjakan(amal shalih) untuk hidupku ini" (Al-Fajr: 24).
Maka, selagi disini, bayarlah kesalahan-kesalahan kita. Selagi masih ada nafas, selagi mata belum terlelap. Sebab toh suka atau tidak suka, kesalahan pada akhirnya akan terbayar juga. Kelak di hari segala amal ditimbang dan diberi pembalasan yang seadil-adilnya.
Wallahu a'lam.
Written by : Forum Studi Mahasiswa Islam(FOSMI) Avicena FK UR
0 komentar:
Posting Komentar
Kepada Pengunjung Blog ini di mohon kesediaannya untuk berkomentar di bawah ini...
Dan sertakan URL anda bila perlu.. :)